Senin, 25 Juli 2016

MESIR - "Papyrus" Kertas Abadi Dari Mesir



Ada kertas yang sangat tahan air..
Air tidak dapat menembus kertas ini..
Kertas ini tidak rusak meskipun terendam dengan air..
Dalam keadaan kering, kertas ini dapat bertahan ribuan tahun..
Itulah “Kertas Abadi” milik bangsa Mesir kuno..
Bangsa Mesir menyebut kertas abadi ini dengan nama “Papyrus”.


Salah satu tujuan tour yang saya ikuti hari ini adalah mengunjungi salah satu toko suvenir di Kairo.  Toko ini lumayan besar ukurannya dan bersih keadaannya.  Suvenir-suvenir yang dijual di Toko ini lumayan lengkap.  Dari mulai t-shirt, topi, gantungan kunci, lukisan dan lain-lain.  Salah satu yang menarik perhatian saya adalah lukisan di atas kanvas papyrus.

Lukisannya bagus-bagus.  Terutama lukisan khas Mesir yang menggambarkan aktifitas zaman Mesir kuno.  Ada juga lukisan yang bergaya modern.  Tetapi saya lebih tertarik ke kanvas papyrusnya.  Saat itu ada salah satu pegawai toko yang mendemontrasikan cara pembuatan kanvas papyrus.  Kanvas papyrus ini adalah semacam kertas yang dapat dilukis maupun ditulis. Demo pembuatan kanvas papyrus seperti ini selalu dilakukan bila ada rombongan turis masuk toko tersebut.   

Mungkin kata “paper” dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “papyrus” ini. Keduanya sama-sama menjelaskan tentang kertas.  Tetapi keistimewaan kanvas papyrus dibandingkan kertas yang ada saat ini adalah kanvas papyrus ini anti air.  Maksudnya adalah kanvas papyrus ini tidak tembus oleh air dan tidak rusak karena air.  Bangsa Mesir menganggap kanvas papyrus tidak rusak karena air karena terbuat dari tanaman yang melambangkan keabadian.

Papyrus berasal dari tanaman yang dinamakan Giant Papyrus – Cyperus Papyrus.  Sejenis tanaman air yang tumbuh dengan tinggi 1 meter lebih. Daunnya mirip rambut terjurai dan halus lunak.  Tanaman ini tumbuh di lembah dan di tepi sungai Nil. Menurut orang Mesir, tanaman ini hanya terdapat di Mesir.  Tidak heran bila orang Mesir sangat bangga dengan tanaman Giant Papyrus ini.

Di zaman Mesir kuno, tanaman ini digunakan bangsa Mesir sebagai sumber makanan, obat-obatan dan parfum, bahan baku pembuatan keranjang, tali, tikar, kain, mebel bahkan perahu.  Akar dan batang papyrus dapat dimakan sebagai sayuran.  Batang tanaman ini juga dapat digunakan untuk membangun rumah. 

Batang pohon ini berbentuk segitiga, yang kemudian oleh orang Mesir dijustifikasi sebagai lambang keabadian karena menyerupai bentuk pyramid.  Bila kita melihat pyramid dari salah satu sisinya, maka pyramid tersebut tampak berbentuk segitiga.  Dan memang cocok… Yang mereka maksud abadi adalah bangunan pyramid didirikan untuk makam para firaun.  Jasad Firaun-firaun ini tetap utuh dan abadi di dalam pyramid. Selain itu, di dalam pyramid yang berusia ribuan tahun tersebut, juga ditemukan naskah kuno yang tertulis di atas kertas papyrus dalam keadaan utuh.


Dalam demo tersebut dipraktekkan cara membuat kertas papyrus. Pertama-tama dimulai dengan mengupas kulit batang tanaman tersebut. Batang-batang tanaman tersebut ditumbuk-tumbuk dengan martil sampai didapat batang tanaman tanpa kulit yang sudah pipih. Batang-batang tanaman yang sudah pipih tersebut disusun sedemikian rupa (seperti dianyam) sehingga berbentuk lembaran kertas.  Selanjutnya susunan batang tanaman yang pipih tersebut dipress atau di letakkan di bawah benda dengan beban yang berat.  Hal ini dilakukan agar susunan / anyaman papyrus dapat melekat bersatu karena getah lengket yang dikandungnya.  Kondisi seperti ini dibiarkan selama 2 minggu sampai kandungan airnya hilang / kering.  Semakin lama semakin baik karena kertas papyrus lebih kering lagi.  Tetapi semakin lama warna kertas papyrus juga menjadi semakin coklat.  Untuk mempercepat pengeringan, papyrus dijemur di bawah terik sinar matahari.  Setelah kering dan dirapikan, kertas papyrus tersebut telah siap untuk dilukis ataupun ditulis.

Harga lukisan di atas kanvas papyrus yang asli dan ada sertifikatnya cukup mahal.  Harga mulai 50 sampai dengan 5000 Pound Mesir.  Sekitar ratusan ribu hingga jutaan Rupiah.  Kalikan saja dengan Rp.2000,- (tahun 2008). Semakin bagus dan semakin besar ukuran lukisan, maka semakin mahal pula harganya.  Mengingat sifat abadi papyrus tersebut, lukisan papypus ini sangat layak dijadikan sebagai oleh-oleh maupun pajangan di dinding rumah.

Ber-window shopping di dalam toko tersebut kurang nyaman bagi saya. Karena ketika saya jalan keliling di dalam toko untuk menikmati keindahan lukisan-lukisan tersebut, selalu ada pegawai toko yang mengikuti.   Ada anak muda yang mendekat dan bertanya.. where are you from..? Selanjutnya bertanya apakah sudah punya kartu? (Kartu apa?)  Saya jawab belum. Lalu dia pergi dan kemudian kembali lagi dengan membawa kartu yang dia maksud.  Ternyata itu adalah kartu pemesanan barang yang mau dibeli.  Jadi bila kita berminat untuk membeli kita tinggal menuliskan nomor kode lukisan dan jumlah yang dibeli.

Saya terima saja kartu tersebut meskipun tidak ada maksud untuk membeli. Saya berharap setelah kartu saya terima, dia akan pergi meninggalkan saya.  Ternyata dia terus mengikuti dan menjelaskan plukisan yang ada di dekat saya.  Rupanya Pegawai toko di Mesir sangat gigih menawarkan produk tokonya (meski tidak segigih orang India menawarkan hostel/hotelnya).  Dia terus mengikuti saya dan bertanya mau mencari lukisan seperti apa.

Supaya tidak diikuti terus, saya kembalikan kartu pesanan tersebut dan bilang saya tidak berminat membeli lukisan papyrus.  Saya lanjutkan berjalan melihat-lihat lukisan, ternyata dia masih mengikuti.  Begitu saya berhenti di satu lukisan, dia langsung mendekati dan menjelaskan lukisan sambil menyodorkan kartu pemesanan itu lagi.  Hadeuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar